Harapan saya setelah
lulus kuliah di Gunadarma ini adalah simple, hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya kemudian bekerja di perusahaan pemerintahan
(BUMN). Setelah itu membuka usaha sendiri untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Setelah itu meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S2. Semoga harapan
saya terwujud. Amin :D
Selasa, 29 April 2014
Tugas 6
HARMONISASI AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Harmonisasi
merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik
akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik
tersebut dapat beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek
3. Standar
audit Survei Harmonisasi Internasional
Keuntungn Harmonisasi
Internasional :
1. Pasar
modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor
dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi.
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik atas Standar
Internasional.
Beberapa
pihak mengatakn bahwa penentusn standar akuntansi internasional merupakan
solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi,
ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang
berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional,
politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk
memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi
dan Pengakuan Bersama Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan
lintas batas :
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2. Pengakuan
bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan Standar
Internasional.
Standar
akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian
internasional atau politis
2. Kepatuhan
secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3. Keputusan
oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Organisasi
Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan
Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi
Uni Eropa (EU)
3. Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi
Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok
Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development
–UNCTAD)
6. Kelompok
Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
_Kelompok Kerja OEDC)
Badan
Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan
IASB adalah :
1. Untuk
mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam
laporan keuangan.
2. Untuk
mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat
3. Untuk
membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional
dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi berkualitas tinggi
Konvergensi IFRS.
Dunia
akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru
yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS. Tentang tujuan penerapan IFRS adalah
memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari :
-
Memastikan bahwa laporan keuangan
internal perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi
-
Tranparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
-
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna
-
Meningkatkan investasi
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh
adanya suatu perubahan sistem IFRS sebagai standar global yatitu :
-
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart
pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
-
Investor dapat membuat keputusan yang
lebih baik
-
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
-
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard
global yang berkualitas tertinggi.
Demikian peran regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang diperoleh menuju ke IFRS . "Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang terpadu," kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International (International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di Jakarta.
Demikian peran regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang diperoleh menuju ke IFRS . "Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang terpadu," kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International (International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di Jakarta.
Perlunya Harmonisasi
Standar Akuntansi Indonesia.
Indonesia
perlu mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan
asing yang akan menjual saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian
untuk mengadopsi standar international itu bukan perkara mudah karena
memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah
melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan
full adoption atas standar inetrnasional tersebut. Adopsi standar akuntansi
international tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan
perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya
nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di
Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan
untuk melakukan adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi.
Harmonisasi adalah kita yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai
dengan kebutuhan. Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS
nomor 19. Standar berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit.
Bapepam telah memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian
apa yang akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam
pernyataannya Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar
modal yang masuk ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di
bursa efek di Negara lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan
laporan keuangannya dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan
Indonesia yang listing di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan
laporan keuangan sesuai standar di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat
perekonomian dunia, dan aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
Tantangan dalam
konfergensi .
Dalam
rangka menyongsong pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara
penuh menggunakan standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal
tahun 2012, Bapepam maupun lembaga keuangan lainnya memandang perlu untuk
mengambil langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai dampak
konvergensi IFRS terhadap laporan keuangan . Saat ini perusahaan Indonesia masih
menerapkan standar laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Menghadapi pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan mendasar yang perlu
dicermati peran regulator terhadap perusahaan – perusahaan di Indonesia
diantaranya perubahan peraturan, pengukuran nilai wajar, penetuan dampak yang
akan terjadi. Sistem IT , konversi data historis, dan ketersediaan
professional. Perubahan atas perlakuan transaksi akuntansi tentunya akan
signifikan, sehingga akan terdapat amandemen regulasi tentang standar
akuntansi. Namun yang perlu dicermati, amandemen sejatinya yang dikeluarkan
oleh Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran
Ditjen Pajak di bidang perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi terkait
dengan perhitungan penghasilan kena pajak perlu diatur oleh peraturan pelaksana
Konvergensi IFRS akan mengakibatkan beberpa perubahan akuntansi dari Ditjen
Pajak tentang keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi dari instrument
derivative akan dinilai berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda
memungkinkan perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak
pada persediaan, manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan keuangan, pengakuan
pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu, konversi standar akuntansi
Indonesia terhadap IFRS akan berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi
yang fundamental. Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek
penyajian kembali laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya
yang harus diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan dalam
proses adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh adopsi
tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber daya manusia, serta sistem operasi
akan terpengaruh atau berpotensi terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
Kesiapan Adopsi IFRS.
Kesiapan Adopsi IFRS.
Indonesia
saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan
IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan
Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK
serta peran regulator yang terkait sepakat akan menerapkan standar akuntansi
yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan
adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia
akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A),
lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintasnegara telah terjadi di
Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi
Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB
terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The
World is Flat”, aktivitas M&A lintasnegara bukanlah hal yang tidak lazim.
Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan
industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di
tingkat global.
Inilah keuntungan dari
mengadopsi IFRS.
Bagi
pelaku bisnis pada umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah
implementasi IFRS membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak
sudah mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi
informasi yang harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang
diharuskan. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan
biaya, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak
mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan
Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya
saing perusahaan Indonesia di masa depan.
Sumber
: http://nunung-nur.blogspot.com/2011/05/harmonisasi-akuntansi-internasional.html
Tugas 5
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN
HARGA
Definisi Perubahan Harga :
Terdapat dua istilah dalam perubahan harga yang harus
dipahami yaitu :
1.
Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation),
sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
2.
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam
harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan
dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin berkisar
sekitar 5%, sementara harga satu unit apartemen dengan satu kamar tidur mungkin
meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.
Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk
Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga?
Selama periode inflasi, nilai aktiva
yang tercatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih
tinggi.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Mata uang konstan biaya historis
atau equivalen daya beli umum merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan
terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli). Jumlah nominal merupakan
jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selama periode
kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar
biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya
historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk
beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan
dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode
terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus
disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan
secara tepat dengan transaksi kini.
Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Berbagai negara telah mencoba metode
inflasi yang berbeda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis
seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung
dipengaruhi oleh angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi
inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling
mutakhir saat ini.
Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting
standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan
harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun
informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
1.
Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB
membingungkan.
2.
Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu
besar.
3.
Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak
terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting
Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik
Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1.
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar
konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal.
2.
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan
laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan
pelaporan :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya
akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Badan Standar Akuntansi
Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa
laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak
berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus
laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang
perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya
historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan
pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode
sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi
kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan
yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan :
·
Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya
beli unit pengukuran telah dilakukan.
·
Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam
laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
·
Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal
neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
·
Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode
tersebut.
Keuntungan Dan Kerugian Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang) tergolong kontroversial.
Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara mengungkapkan perbedaan
yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian
pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo
awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban
moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan
sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos
moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Keuntungan Dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi
2 bagian :
1.
Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan
biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
2.
Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari
kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan
dengan inflasi.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu
proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah
suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis
biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka
perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya
merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus
disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.
Akuntansi Untuk Inflasi Diluar Negeri
Para investor memberi perhatian
terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan deviden, karena nilai investasi
mereka sangat tergantung pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan
untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk
memproduksi barang dan jasa.
Jika suatu perusahaan mempertahankan
kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat
dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik
menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan
keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih
mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh
perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini.
Tugas 4
TRANSLASI MATA UANG ASING
Translasi adalah
proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang asing
lainnya untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan
pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global.
Convenience
Translation adalah perusahaan membuat daftar saham perusahaan pada translasi
saham asing dengan maksud untuk memiliki usaha asing atau gabungan atau ingin
mengomunikasikan hasil operasional dan seluruh laporan keuangan kepada pemegang
saham asing.
Masalah
translasi adalah nilai tukar tidak pernah stabil, fluktuasi mata uang
meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat digunakan pada proses
translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan dan kerugian atas
translasi mata uang asing.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS
ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Kurs yang digunakan untuk
mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik :
1. Kurs saat ini : kurs yang berlaku pada
tanggal laporan keuangan
2. Kurs historis : kurs yang berlaku saat aset
dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata
uang asing pertama muncul
3. Kurs rata-rata : rata-rata kurs historis
dengan kurs saat ini
Tipe penyesuaian transaksi :
1. Gains and
losses settled transactions muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan
transaksi awal berbeda dengan tingkat pada pencapaian
2. Gains or
losses unsettled transactions muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum
transaksi disetujui
Cara untuk membukukan keuntungan dan kerugian transaksi
:
a. Perspektif
transaksi tunggal : Penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian
terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan
perjanjiannya merupakan kejadian tunggal
b. Perspektif
transaksi ganda : Mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan (FASB No. 52)
Translasi Mata Uang Asing
a.
Metode Nilai Tukar Tunggal (metode kurs saat ini)
Mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan,
atau harga saat ini terhadap semua saham dan utang asing. Pendapatan dan beban
mata uang asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat
item tersebut diakui.
b.
Metode Nilai Tukar Ganda (mengombinasikan
kurs saat ini dan kurs historis)
1.
Metode current-noncurrent
Aset lancar
dan kewajiban lancar ditranslasikan dengan kurs saat ini
Aset dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan dengan kurs historis
Item-item laba rugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan. Kelemahan : sering kali tidak sesuai dengan kenyataan dan definisi current dan non current merupakan klasifikasi bukan justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan dalam translasi mata uang asing
Aset dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan dengan kurs historis
Item-item laba rugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan. Kelemahan : sering kali tidak sesuai dengan kenyataan dan definisi current dan non current merupakan klasifikasi bukan justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan dalam translasi mata uang asing
2.
Metode moneter-nonmoneter
Aset dan
kewajiban moneter ditranslasikan dengan kurs saat ini dan dinilai sebagai
risiko nilai tukar item non moneter ditranslasikan dalam kurs historis. Kelemahan
: moneter dan non moneter merupakan skema klasifikasi yang mengarah pada hasil
yang kurang baik
3.
Metode kurs sementara
Translasi
mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut,
tetapi bukan penilaian aktual. Item moneter ditranslasikan dengan kurs saat
ini, item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan
awal.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
Mata Uang Asing
1.
Penangguhan : penyesuaian translasi mata uang asing
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian penggabungan modal
2.
Penangguhan dan amortisasi : menangguhkan keuntungan
dan kerugian secara mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada
masa item neraca terkait
3.
Penangguhan sebagian : mengakui kerugian segera saat
terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja
4.
Tidak ada penangguhan
PENGEMBANGAN AKUNTANSI MASALAH
TRANSLASI MATA UANG ASING
-
Pra 1965 : metode current-non current serta keuntungan
dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan
-
1965-1975 : pengecualian khusus metode current-non
current dimana persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis
-
1975-1781 : FAS No. 8 yaitu memasukkan unsur-unsur
GAAP AS dengan menerima metode kurs sementara dimana keuntungan dan kerugian
transaksi harus diakui dalam pendapatan saat periode perubahan kurs
-
1981 – sekarang : FAS No. 52 mengenai translasi saat
mata uang lokal adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang induk
perusahaan adalah mata uang fungsional dan translasi saat mata uang asing
adalah mata uang fungsional
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
-
Perspektif Laporan : FAS No. 52 tidak konsisten dengan
teori konsolidasi
-
Harga Perolehan : Mentranslasikan neraca berdasarkan
harga perolehan dengan nilai tukar saat ini tidak menghasilkan harga perolehan
ataupun nilai lancar
-
Konsep Pendapatan : Penyesuaian dibuat berhungan
langsung dengan ekuitas pemegang saham, tidak dihitung dalam laporan laba-rugi.
-
Laba Terkelola : Translasi mata uang asing memberi
peluang untuk mengelola laba
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI
Penggunaan kurs saat ini untuk
mentranslasikan biaya aset non moneter yang bertempat dalam kondisi yang
cenderung berinflasi akan menghasilkan pendanaan mata uang domestik jauh di
bawah nilai aslinya sehingga laba yang ditranslasikan akan lebih besar karena
berhubungan dengan biaya depresiasinya. Infomasi ini salah sehingga FASB
memutuskan untuk menentang penyesuaian inflasi sebelum translasi matauanga
asing karene tidak konsisten terhadap kerangka kerja valuasi-harga perolehan.
TRANSLASI MATA UANG ASING DI
BERBAGAI NEGARA
-
Inggris : Laporan keuangan harus disesuaikan terlebih
dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan menggunakan kurs saat ini
-
Amerika Serikat : Ketode kurs sementara
-
Jepang : Kurs saat ini pada semua kondisi dengan
penyesuaian translasi mata uang asing yang diperlihatkan pada neraca
dalam ekuitas pemegang saham
Senin, 14 April 2014
Suka Duka Di Univeritas Gunadarma
Suka duka belajar di Universitas Gunadarma itu
sih kebanyakan sukanya kayaknya daripada dukanya. Mulai dari dosen, temen –
temen, sampe matakuliahnya itu semua nyenengin. Kampus yang berbasis IT ini
selain belajar akuntasi kita juga diajarin tentang sistem akuntansinya. Misalnya
analisis sistem akuntansi dengan menggunakan flowchart. Selain itu juga
diajarin tentang berbagai macam software yang digunakan dalam akuntansi. Misalnya
MYOB, Mysql, Zahir, ACL, dll. Itu tentang matakuliahnya. Sekarang tentang dosen
– dosennya. Dosen – dosennya juga berpengalaman dibidang yang diajar di
matakuliahnya. Cara mengajarnya juga santai, ga kaku, jadi bisa dimengerti sama
mahasiswa – mahasiswanya. Terus temen – temennya juga asik – asik. Terutama kelas
EB20. Suka duka bareng – bareng. Mudah – mudahan lulus juga bareng – bareng (amin)
:D
Langganan:
Postingan (Atom)